slider slider slider

Areal Bernilai Konservasi Tinggi Nunukan Hampir 643 Ribu Hektare

NUNUKAN - Hingga tahun ini, potensi yang dimiliki Kabupaten Nunukan secara keseluruhan dalam pengembangan Potensi Keanekaragaman Hayati seluas 642.186 hektare. Terdiri dari 47.164 hektare pada KPHL Unit I Krayan, KPHP Unit III Lumbis seluas 178.000 hektare dan KPHP Unit IV Nunukan seluas 416.953 hektare.

Dalam Desk Study Inventarisasi Potensi Keanekaragaman Hayati Tinggi di Kabupaten Malinau dan Nunukan yang dilaksanakan di Tarakan 29 Mei lalu, Kepala UPTD KPH Nunukan, diwakili Kasi Perlindungan KSDAE dan Pemberdayaan Masyarakat, Dedy Suprayitno menyampaikan, potensi kehati yang dikelola KPH Nunukan saat ini seluas 80% untuk Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH). Yakni PT. Adindo Hutani Lestari, PT. Inhutani I UMH Kunyit, PT. Adimitra Lestari, PT. Karya Jaya Parakawan dan KSU Meranti Tumbuh Indah.

Sedangkan Perhutanan Sosial yang memperoleh ijin kelola dari kegiatan pemberdayaan masyarakat seluas 10.995 hektare yang terbagi di beberapa daerah di Kabupaten Nunukan. Seperti Hutan Kemasyarakatan (HKm) seluas 525 hektare, Hutan Desa seluas 7.412 hektare dan Hutan Tanaman Rakyat dengan luasan total 3.058 hektare.

Pada kegiatan yang digelar BKSDA Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Berau Kaltim tersebut juga dijelaskan, Kabupaten Nunukan mempunyai potensi unik bernilai tinggi dalam pengembangan faunanya. “Informasi dari WWF, ada habitat gajah Sebuku di Kecamatan Tulin Onsoi. Namun belum diketahui secara pasti jumlah populasinya. Keberadaannya pun perlu di kaji secara konservasi dan konflik pada lahan masyarakat, terangnya.

Kegiatan di Swissbell Hotel Tarakan ini dibuka oleh Kepala BKSDA SKW I Berau Kaltim diwakili Kasi I, Muhammad Ilyas. Dikatakan, desk study ini bertujuan untuk menghimpun data dan informasi, dari data sekunder. Baik berupa peraturan perundang-undangan, Iaporan, data statistik, studi pustaka, peta-peta dan dokumen-dokumen internal/eksternal dan stakeholder terkait. Hasil pengumpulan data ini sebagai data awal untuk areal berpotensi kehati tinggi diluar kawasan konservasi, ujarnya. (kphnunukan)